People Power menunjukkan betapa pedulinya masyarakat dan salah satu bentuk dukungan terhadap kejadian yang berada di sekeliling mereka. Apalagi dengan adanya situs jejaring sosial semacam facebook, twitter atau blog yang memudahkan masyarakat untuk memantau segala kejadian yang sedang terjadi.
People Power juga dapat di gunakan dalam banyak hal. Misalnya saja, Jika beberapa tahun lalu ada pihak yang memiliki misi tertentu, maka untuk mendapatkan dukungan, mereka menggunakan cara berdemo atau 'manual' turun ke jalanan - face to face- kepada masyarakat. Namun kali ini cukup dengan memiliki suatu situs jejaring sosial, membuat cause, atau menulis blog tentang gerakaannya itu lalu meng-add' email-email teman mereka, dan jadilah sudah. tinggal menunggu beberapa saat atau bahkan hanya dalam hitungan menit untuk melihat respon dari para pendukungnya. Contoh nyata, terjadilah bentuk gerakan 'KOIN untuk Prita' sebagai bentuk people power - dukungan terhadap Prita.
Pada kasus Prita, Prita mendapat dukungan dari banyak masyarakat yang bersimpati pada kasusnya. Nama RS Omni Internasional pun menjadi buruk di mata publik. Seandainya saja RS Omni lebih bijak dan berpikir jauh dalam menyelesaikan masalahnya, maka masih dapat menyelamatkan 'nama' mereka di depan publik. Mungkin juga mereka kurang memperhitungkan bahwa people power bisa sangat membahayakan citra mereka. Dapat saya bayangkan, bagian Humas RS Omni ini pasti mengalami masa-masa sulit untuk mengembalikan citra perusahaan. Betapa pentingnya keberanian, kecerdasan seorang Humas perusahaan untuk memperbaiki citra perusahaannya. Bukan tak mungkin juga jika melalui Humas nya nanti citra RS. Omni akan perlahan membaik dan mendapat simpati dari masyarakat, bahkan mungkin mendapat bentuk dukungan baru yang dapat memperbaiki citranya sendiri.
Namun menurut saya pribadi, People power itu juga memiliki efek yang tidak terlalu baik. kalau dipikirkan lagi, coba bayangkan betapa mudahnya masyarakat di 'giring' untuk mendukung atau memihak suatu hal dan mempengaruhi hal sensitif lainnya (misal hukum). beruntunglah jika hal itu merupakan hal yang positif, namun jika tidak? bisa kita bayangkan sendiri.
-------------
Jakarta (ANTARA News) – Ketua Mahkamah Agung (MA), Harifin A Tumpa, menyebut ada indikasi kecenderungan dari masyarakat untuk menggunakan people power dalam menyelesaikan masalah hukum.
Harifin menyatakan, kecenderungan adanya people power itu dapat terlihat dari bentuk unjuk rasa yang dilakukan untuk menekan penegak hukum.
Ia mencontohkan kasus pencurian tiga buah kakao dan semangka dan para hakim yang menangani perkara tersebut dicela dan ditekan oleh masyarakat.
“Sehingga jadi pertanyaan, apakah orang tersebut membiarkan kejahatan di tengah masyarakat,” katanya.
Menurut dia, kondisi penegakkan hukum di tanah air belakangan ini mengalami ujian cukup berat sehingga mengancam supremasi hukum.
“Akan terancamnya supremasi hukum, ada kecenderungan di tengah-tengah masyarakat, untuk menyelesaikan hukum di luar hukum,” katanya.
Ia mengingatkan berdasarkan kondisi masyarakat saat ini, hakim harus kokoh dan kuat menghadapi tekanan yang ada.
“Kita tidak boleh goyang atas prinsip-prinsip hukum. Saya berharap terhadap seluruh jajaran peradilan dan hakim agar benar-benar menegakkan hukum yang sejati dengan tidak ada tekanan,” katanya.
(*)
Source: AntaraNews.com – Peristiwa
Dari cuplikan newsletter di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa pihak yang merasakan kekhawatiran yang sama, bagaimana People Power menjadi berbahaya jika tidak tempatkan sebagaimana mestinya.
Karena pada dasarnya, masyarakat cenderung melihat dengan hati nurani dan jarang melihat fakta-fakta yang ada. Masyarakat akan cenderung memihak pada 'si lemah' dan belum tentu melihat lebih jauh apa yang telah diperbuat oleh 'si lemah' sehingga ia terlibat pada masalah.
*Q

Tidak ada komentar:
Posting Komentar