Bintang berjalan mengendap-ngendap dibelakang Sarkov, secara sembunyi-sembunyi berusaha mengikuti kemana Sarkov pergi.
Sarkov berjalan cepat memasuki toko bunga, membeli 2 tangkai bunga Lily berwarna putih - aarrgghh itu kan bunga kesukaan gue!!- gerutu Bintang dalam hati. Sarkov kemudian keluar dari toko dan pergi mengendarai motornya. Bintang kembali mengikuti Sarkov, menjaga jarak aman di belakangnya. Selama mengikuti Sarkov, Bintang jadi teringat pertengkaran mereka beberapa hari yang lalu. -----
Sarkov janji menjemput Bintang sepulang ia dari toko buku. bukan Bintang yang minta di jemput, tapi Sarkov sendiri yang memaksa. Buat bintang, janji adalah hutang yang harus ditepati, sekecil apapun janji itu, janji adalah janji yang harus ditepati dan jangan menyepelekan sebuah janji. bahkan kata-kata 'terbaik' ini keluar sendiri dari mulut Sarkov.
Oke, just info.. Sarkov dan Bintang bukan kekasih.. mereka hanya teman baik, sahabat mungkin.. yang sudah saling mengenal selama 5 tahun lebih. seperti teman pada umumnya, mereka sering bertengkar..bahkan meributkan hal gak penting sekali pun, berbagi cerita hidup - yang akhirnya Bintang berpendapat, Sarkov memiliki kehidupan super ajaib dan luar biasa- Sarkov datang dan pergi ke dalam kehidupan Bintang..dan Bintang terbiasa dengan cara pertemanan mereka. Kadang Bintang merasa Sarkov adalah pecahan dirinya yang bebas, yang lain dengan dirinya yang terbatas pada pola pikir Bintang yang cenderung 'naif'.
Malam itu seperti biasa Bintang menunggu di tempat parkir toko buku. Kalau Sarkov bilang dia akan jemput jam 8 malam, maka itu berarti jam setengah 9 malam. Jam setengah 9 malam Bintang menunggu di loby bawah, sampai akhirnya jam 9 pas, Sarkov belum juga datang.. Bintang mulai melakukan 'hal' yg tidak disukai Sarkov, menelpon Sarkov berulang-ulang. Tapi percuma..Sarkov malah tidak mengangkat telponnya. Bintang mulai bimbang, mau pergi atau tetap tinggal menunggu Sarkov yg artinya entah sampai jam berapa menunggunya. Sekali lagi Bintang menelpon Sarkov, kali ini Sarkov mengangkat telponnya tapi tunggu...suaranya berbeda, suara wanita! "haloo" wanita ujung sana menyapa. "halo..Sarkov??" Bintang menyapa ragu. "oohh..Sarkov? nih lagi disebelah gue.." kata wanita itu santai. EErrrggHH...apa sih maksud dia??!! Jangan-jangan dia lupa mo jemput gue??! aarrrgghh menyebalkan! Bintang menggerutu kesal dalam hati. "bisa tolong kasih telponnya ke Sarkovvv...???" Bintang sengaja menekankan pada kata Sarkov. "wah Sarkovnya lagi nyetir, tadi dia yang minta gue angkat telpon lo, ada perlu apa ya??". What??!! bener-bener ya Sarkov ini ngerjain gue...! kesel! bete! Bintang terus menggerutu dalam hati sembari menyegat bis kota. apa sih maunya...! dah ditungguin sejam lebih, eh dia malah berduaan sama cewek lain...!
-----------------
Dan sekarang, inilah yg dilakukan Bintang.. mengikuti Sarkov diam-diam karena penasaran dan cemburu! wait..cemburu?? iya... terlalu rumit untuk dijelaskan, mungkin benar hubungan pria dan wanita adalah mustahil jika salah satu nya tidak melibatkan hati. Dan inilah yg terjadi pada Bintang, pelan tapi pasti Cinta tumbuh tanpa ia sadari.. Bintang terlalu nyaman pada perasaannya. dia terbiasa dengan kehadiran Sarkov tanpa menyadari rasa sayang telah tumbuh di hatinya lebih dari sayang kepada sahabat.
Sarkov masuk ke sebuah toko, seperti toko aksesoris. lalu keluar dengan membawa tas kecil. Jadi ini toh... jadi dia mau ketemu cewek itu??! hhh...bagus.. makin jelas sekarang arahnya. Hati Bintang semakin panas. Sarkov kembali mengendarai motornya. dengan cepat Bintang mengikuti Sarkov dibelakang. kali ini Sarkov menuju sebuah taman.
Taman itu tidak asing juga bagi Bintang. Taman itu berada di tengah antara taman indah lainnya di komplek perumahan itu .begitu tenang dan damai..
Sarkov berjalan masuk ke dalam taman itu, duduk di kursi taman tempat mereka biasanya menghabiskan waktu mengobrol. Entah kenapa bintang jadi ingin keluar dari tempat persembunyiannya. Bintang merasakan hal lain... Bintang memberanikan diri berjalan mendekat ke arah tempat duduk itu. Sarkov tampak murung. Bintang duduk disampingnya. sementara Sarkov hanya terus menunduk sambil memegang bunga lily putih dan kotak kecil ditangannya. Bintang memberanikan diri untuk bertanya. "Sarkov.. jadi ini.. elo nunggu cewek itukan disini? di tempat biasa kita duduk bareng.." Bintang menghela nafas..berat.. hatinya sakit.. pria yang disukainya malah memilih wanita lain, bahkan berniat memberikan bunga yang ia sukai ditempat special mereka pula. Bintang sadar.. semua ini pasti akan ada jawabannya.. mereka tidak besatu sebagai kekasih tapi sebagai teman sejati. Air mata Bintang mulai jatuh "elo gak perlu menjawab, gue ikhlas.. gue yg salah selama ini berharap terlalu dalam ke elo.."
"Bintang.." tiba-tiba Sarkov memotong ucapan bintang. Sarkov menegakkan kepalanya, menatap Bintang dalam.. "ini buat elo, Bintang..maaf.. gue yang salah.. gue gak bermaksud membuat elo menunggu.. gue sayang dan cinta elo.. 5 tahun lebih dan gue terus memperhatikan elo tanpa bermaksud membuat elo terkekang..gue terus berusha menjaga elo dengan cara gue yang mungkin membuat elo tersiksa, tapi sekarang ternyata semua terlambat.." Suara Sarkov perlahan mengecil, Sarkov menangis! pria yang ada didepannya menangis. Bintang tahu, Sarkov memiliki gengsi dan harga diri yang tinggi. Dia pantang menyerah di hadapan lawannya, dan selama ini, Bintang merasa ia adalah 'lawan' bagi Sarkov, lawan untuk mengalahkan semua egonya. Dan sekarang.. ia melihat sendiri Sarkov mengakui 'kekalahannya'.
Bintang memeluk sarkov.. lama.. dia merasa lega. ternyata ia tak pernah salah.. Sarkov mencintainya. Kini hati dan perasaan Bintang menjadi jauh lebih ringan seringan tubuhnya sekarang. Bintang menghilang..
Sarkov terduduk di sebuah kursi taman, tubuhnya terlihat lemas dan matanya masih merah. dihadapannya seonggok tanah merah bernisankan nama Bintang. Dia meletakkan bunga Lily kesukaan Bintang, membuka kotak kecil yang ternyata beisikan kalung dengan bandul bintang, mengalungkannya pada nisan itu. Sarkov merasa.. bintang tadi disini mendengarkan pengakuannya..memeluknya..
------------------
Dua hari sebelumnya...
Sarkov tahu dia akan telat menjemput Bintang, dia sedang bersama Rima, partner kerjanya. Rencananya setelah menyelesaikan pekerjaan, dia akan segera menjemput Bintang bersama dengan Rima. Tapi apa yang ditemui justru membuat dunianya runtuh.
Terjadi kemacetan luar biasa mendekati jalan masuk parkiran toko buku. Tampaknya ada kecelakaan mobil. Sarkov segera turun untuk melihat keadaan, dia meminta Rima memanggil bantuan. Begitu melihat sang korban dia terkejut! Bintang terbaring disana, diam tak bergerak. Sarkov dengan ekspresi Shock dan spontan langsung menghampiri tubuh Bintang, memeluknya.. di tangan Bintang masih tergenggam erat HP nya, -last call nomor Sarkov-. "kami sudah mengamankan sopir busnya pak, tadi dia berniat lari, tapi sudah kami jaga supaya nggak bisa kabur! " ucap seseorang yang tampaknya saksi mata.
Percuma.. Bintang hanya bisa terdiam tatkala Sarkov memeluknya dengan erat...
*Q
Sarkov janji menjemput Bintang sepulang ia dari toko buku. bukan Bintang yang minta di jemput, tapi Sarkov sendiri yang memaksa. Buat bintang, janji adalah hutang yang harus ditepati, sekecil apapun janji itu, janji adalah janji yang harus ditepati dan jangan menyepelekan sebuah janji. bahkan kata-kata 'terbaik' ini keluar sendiri dari mulut Sarkov.
Oke, just info.. Sarkov dan Bintang bukan kekasih.. mereka hanya teman baik, sahabat mungkin.. yang sudah saling mengenal selama 5 tahun lebih. seperti teman pada umumnya, mereka sering bertengkar..bahkan meributkan hal gak penting sekali pun, berbagi cerita hidup - yang akhirnya Bintang berpendapat, Sarkov memiliki kehidupan super ajaib dan luar biasa- Sarkov datang dan pergi ke dalam kehidupan Bintang..dan Bintang terbiasa dengan cara pertemanan mereka. Kadang Bintang merasa Sarkov adalah pecahan dirinya yang bebas, yang lain dengan dirinya yang terbatas pada pola pikir Bintang yang cenderung 'naif'.
Malam itu seperti biasa Bintang menunggu di tempat parkir toko buku. Kalau Sarkov bilang dia akan jemput jam 8 malam, maka itu berarti jam setengah 9 malam. Jam setengah 9 malam Bintang menunggu di loby bawah, sampai akhirnya jam 9 pas, Sarkov belum juga datang.. Bintang mulai melakukan 'hal' yg tidak disukai Sarkov, menelpon Sarkov berulang-ulang. Tapi percuma..Sarkov malah tidak mengangkat telponnya. Bintang mulai bimbang, mau pergi atau tetap tinggal menunggu Sarkov yg artinya entah sampai jam berapa menunggunya. Sekali lagi Bintang menelpon Sarkov, kali ini Sarkov mengangkat telponnya tapi tunggu...suaranya berbeda, suara wanita! "haloo" wanita ujung sana menyapa. "halo..Sarkov??" Bintang menyapa ragu. "oohh..Sarkov? nih lagi disebelah gue.." kata wanita itu santai. EErrrggHH...apa sih maksud dia??!! Jangan-jangan dia lupa mo jemput gue??! aarrrgghh menyebalkan! Bintang menggerutu kesal dalam hati. "bisa tolong kasih telponnya ke Sarkovvv...???" Bintang sengaja menekankan pada kata Sarkov. "wah Sarkovnya lagi nyetir, tadi dia yang minta gue angkat telpon lo, ada perlu apa ya??". What??!! bener-bener ya Sarkov ini ngerjain gue...! kesel! bete! Bintang terus menggerutu dalam hati sembari menyegat bis kota. apa sih maunya...! dah ditungguin sejam lebih, eh dia malah berduaan sama cewek lain...!
-----------------
Dan sekarang, inilah yg dilakukan Bintang.. mengikuti Sarkov diam-diam karena penasaran dan cemburu! wait..cemburu?? iya... terlalu rumit untuk dijelaskan, mungkin benar hubungan pria dan wanita adalah mustahil jika salah satu nya tidak melibatkan hati. Dan inilah yg terjadi pada Bintang, pelan tapi pasti Cinta tumbuh tanpa ia sadari.. Bintang terlalu nyaman pada perasaannya. dia terbiasa dengan kehadiran Sarkov tanpa menyadari rasa sayang telah tumbuh di hatinya lebih dari sayang kepada sahabat.
Sarkov masuk ke sebuah toko, seperti toko aksesoris. lalu keluar dengan membawa tas kecil. Jadi ini toh... jadi dia mau ketemu cewek itu??! hhh...bagus.. makin jelas sekarang arahnya. Hati Bintang semakin panas. Sarkov kembali mengendarai motornya. dengan cepat Bintang mengikuti Sarkov dibelakang. kali ini Sarkov menuju sebuah taman.
Taman itu tidak asing juga bagi Bintang. Taman itu berada di tengah antara taman indah lainnya di komplek perumahan itu .begitu tenang dan damai..
Sarkov berjalan masuk ke dalam taman itu, duduk di kursi taman tempat mereka biasanya menghabiskan waktu mengobrol. Entah kenapa bintang jadi ingin keluar dari tempat persembunyiannya. Bintang merasakan hal lain... Bintang memberanikan diri berjalan mendekat ke arah tempat duduk itu. Sarkov tampak murung. Bintang duduk disampingnya. sementara Sarkov hanya terus menunduk sambil memegang bunga lily putih dan kotak kecil ditangannya. Bintang memberanikan diri untuk bertanya. "Sarkov.. jadi ini.. elo nunggu cewek itukan disini? di tempat biasa kita duduk bareng.." Bintang menghela nafas..berat.. hatinya sakit.. pria yang disukainya malah memilih wanita lain, bahkan berniat memberikan bunga yang ia sukai ditempat special mereka pula. Bintang sadar.. semua ini pasti akan ada jawabannya.. mereka tidak besatu sebagai kekasih tapi sebagai teman sejati. Air mata Bintang mulai jatuh "elo gak perlu menjawab, gue ikhlas.. gue yg salah selama ini berharap terlalu dalam ke elo.."
"Bintang.." tiba-tiba Sarkov memotong ucapan bintang. Sarkov menegakkan kepalanya, menatap Bintang dalam.. "ini buat elo, Bintang..maaf.. gue yang salah.. gue gak bermaksud membuat elo menunggu.. gue sayang dan cinta elo.. 5 tahun lebih dan gue terus memperhatikan elo tanpa bermaksud membuat elo terkekang..gue terus berusha menjaga elo dengan cara gue yang mungkin membuat elo tersiksa, tapi sekarang ternyata semua terlambat.." Suara Sarkov perlahan mengecil, Sarkov menangis! pria yang ada didepannya menangis. Bintang tahu, Sarkov memiliki gengsi dan harga diri yang tinggi. Dia pantang menyerah di hadapan lawannya, dan selama ini, Bintang merasa ia adalah 'lawan' bagi Sarkov, lawan untuk mengalahkan semua egonya. Dan sekarang.. ia melihat sendiri Sarkov mengakui 'kekalahannya'.
Bintang memeluk sarkov.. lama.. dia merasa lega. ternyata ia tak pernah salah.. Sarkov mencintainya. Kini hati dan perasaan Bintang menjadi jauh lebih ringan seringan tubuhnya sekarang. Bintang menghilang..
Sarkov terduduk di sebuah kursi taman, tubuhnya terlihat lemas dan matanya masih merah. dihadapannya seonggok tanah merah bernisankan nama Bintang. Dia meletakkan bunga Lily kesukaan Bintang, membuka kotak kecil yang ternyata beisikan kalung dengan bandul bintang, mengalungkannya pada nisan itu. Sarkov merasa.. bintang tadi disini mendengarkan pengakuannya..memeluknya..
------------------
Dua hari sebelumnya...
Sarkov tahu dia akan telat menjemput Bintang, dia sedang bersama Rima, partner kerjanya. Rencananya setelah menyelesaikan pekerjaan, dia akan segera menjemput Bintang bersama dengan Rima. Tapi apa yang ditemui justru membuat dunianya runtuh.
Terjadi kemacetan luar biasa mendekati jalan masuk parkiran toko buku. Tampaknya ada kecelakaan mobil. Sarkov segera turun untuk melihat keadaan, dia meminta Rima memanggil bantuan. Begitu melihat sang korban dia terkejut! Bintang terbaring disana, diam tak bergerak. Sarkov dengan ekspresi Shock dan spontan langsung menghampiri tubuh Bintang, memeluknya.. di tangan Bintang masih tergenggam erat HP nya, -last call nomor Sarkov-. "kami sudah mengamankan sopir busnya pak, tadi dia berniat lari, tapi sudah kami jaga supaya nggak bisa kabur! " ucap seseorang yang tampaknya saksi mata.
Percuma.. Bintang hanya bisa terdiam tatkala Sarkov memeluknya dengan erat...
*Q

hahaha,, another good story,,,
BalasHapusheheh,, ceritanya bagus,,
tapi paling sebel pas ada kata2,
"Balik kemasalah."
seolah-olah ini mau jelasin skripsi,,,hahahah,,
gw yg lebay atau emank ada mksud tertentu,, heheh,,,
udah gue benerin niii.... hehehe
BalasHapushihih,,, udah gak ada lagi balik kemasalah??? hihiih
BalasHapus